Loading

22 Juni, 2010

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAME

1. Pendahuluan
Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Merupakan salah satu ikan labirinth dan secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae.
Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal gurami. Rasa dagingnya yang gurih dan lezat sangat digemari masyarakat. Gurami termasuk salah satu dari 12 komoditas untuk pemenuhan gizi masyarakat.




Ikan gurami adalah salah satu dari 15 komoditas ikan yang ditujukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. yang banyak dikembangkan oleh para petani hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi, pemeliharaan mudah serta harga yang relatif stabil.
2. Prospek Bisnis Gurami
Gurami memiliki prospek menjanjikan untuk dibudidayakan, baik skala kecil maupun besar. Hal itu didukung oleh faktor-faktor berikut :
1. Harga jual gurami lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya, sehingga secara ekonomi relatif lebih menguntungkan
2. Permintaan pasar terhadap guramih cukup tinggi dan masih belum terpenuhi, sehingga peluang pasar masih terbuka lebar
3. Lahan budidaya masih tersedia luas, dapat berupa kolam semen, empang, ataupun waduk. Petani gurami jawa barat lebih banayk menggunakan empang dan waduk. Waduk saguling, jatiluhur, dan cirata, sangat potensial untuk memelihara gurami
4. Data dan informasi tentang budi daya cukup memadai
5. Pakan untuk usaha pembenihan maupun pembesaran gurami tersedia sepanjang tahun.
6. Benih gurami banyak dihasilkan oleh pemerintah melalui Balai Benih Induk (BBI) dan pembudidaya yang khusus menjual benih
7. Pengangkutan hasil panen gurami tergolong mudah, tetapi harus ditangani secara hati-hati.
2.1. Permintaan Tinggi
Salah satu daerah yang membutuhkan ikan gurami paling tinggi adalah jakarta. Saat ini, pasar di jakarta diperkirakan menyerap gurami konsumsi sebanyak 10-15 ton/hari. Untuk memenuhi pasar gurami di jakarta, para pemasok biasanya berburu ke Parung, Subang, Indramayu, Purwokerto, Tulungagung, dan Kediri. Namun, sejumlah pasokan tersebut sebenarnya belum memenuhi kebutuhan seluruhnya.
Selain untuk memenuhi pasar lokal, ikan gurami juga berpotensi menembus pasar ekspor. Pasar mancanegara yang masih terbuka lebar di antaranya Amerika, Jepang, Malaysia, Singapura, dan Brunai Darussalam. Gurami untuk ekspor harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh Badan standarisasi nasional.
2.2. Produksi masih kurang
Salah satu sentra gurami di jawa barat adalah di daerah Parung, Bogor. Setiap bulannya, petani gurami di daerah itu mampu memasok gurami konsumsi untuk daerah Jabodetabek dan Banten sebanyak 2-3 ton. Namun akhir-akhir ini produksi menurun akibat peruntukan lahan produksi yang semakin sempit sehingga produksi hanya menjadi 1 ton/bulan.
Produksi gurami yang ada saat ini memang belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Hal ini terbukti dari lebih sedikitnya persediaan ikan gurami di pasaran. Tidak seperti ikan mas dan lele yang jauh lebih mudah ditemui. Harga gurami pun relatif lebih tinggi.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain :
1. jumlah peternak yang mengusahakan gurami memang masih sedikit. Para petani lebih suka membudidayakan ikan mas dan lele, terutama lele dumbo.
2. pertumbuhan gurami memang tidak secepat ikan mas dan lele. Karena itu, panennya pun lebih lama.
3. secara alami, pertumbuhan ikan gurami memang lambat. Selain karena kantong makannya lebih kecil, ikan ini tergolong herbivora yang hanya makanprotein nabati. Hal ini berbeda dengan jenis ikan konsumsi lainnya yang memakan protein hewani/karnivora.

Namun, anggapan bahwa gurami tidak dapat segera dipanen sebenarnya pelu diluruskan. Dengan teknik-teknik tertentu, gurami dapat dipacu pertumbuhannya. Salah satunya dengan pemberian pakan yang intensif.
Pemeliharaan yang intensif memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :
@Pengembangan budi daya ikan gurami akan membuka peluang usaha baru yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
@Dengan pemeliharaan secara intensif akan diperoleh gurami konsumsi yang lebih banyak. Hal ini tentu kana meningkatkan pendapatan petani
@Intensifikasi usaha pembesaran gurami diharapkan dapat meningkatkan usaha pembenihan dan pendederan benih, serta pemeliharaan induk.

2.3. harga stabil
Harga ikan gurami dari tahun ke tahun tetap stabil, bahkan menunjukan kenaikan yang berarti. Harga gurami yang relatif tinggi ini terutama disebabkan oleh permintaan pasar tinggi, sedangkan produksi masih rendah. Celah pasar itulah yang membuat harga gurami konsumsi bertahan di angka Rp. 20.000 – Rp. 25.000 per kilogram sejak tahun 2000. harga gurami ditingkat petani Parung, Bogor Rp 20.000p/kg. Sementara itu harga di jawa tengah dan jawa timur Rp. 17.000 -18.000/kg. Harga itu oleh berbagai pengamat diperkirakan bertahan hingga 2-3 tahun ke depan.
Harga gurami di pasar umum (bukan petani) bervariasi dan fluktuatif, tetapi tidak begitu kentara perbedaannya. Kalau di wilayah Parung, Bogor, harga daging gurami per kilonya Rp. 20.000, di Ciamis berkisar Rp. 22.000 – Rp. 23.000. Namun, jika harga sekilo gurami di pasar parung, mencapai Rp 25.000, di Pasar Ciamis dapat mencapai Rp. 27.000 – Rp. 28.000.
2.4. Segmen Usaha Budi Daya Gurami
Usaha budi daya gurami dapat dibagi menjadi empat segmen usaha diantaranya :
1. Pembenihan
2. Pendederan
3. Pembesaran
4. Distribusi/pemasaran
Pembagian segmen usaha ini akan memacu para investor untuk menanamkan modalnya. Artinya, mereka tidak perlu khawatir tentang lamanya pengembalian modal akibat pertumbuhan gurami yang cenderung lambat. Mereka dapat memilih salah satu segmen usaha yang dianggap lebih menguntungkan.

Dalam pembagian segemn tersebut, kami memilih segmen usaha pembesaran. Kegiatan pembesaran merupakan lanjutan dari pendederan. Benih dari pendederan akan dibesarkan hingga mencapai ukuran konsumsi dengan bobot rata-rata 500gr/ekor. Namun,penentuan ukuran panen pembesaran gurami juga disesuaikan dengan permintaan konsumen. Ada juga konsumen yang meminta gurami ukuran diatas 1 kg/ekor.

3. Mengenal Gurami
4. Persiapan Budi Daya gurami
5. Pembesaran Gurami
6. Tantangan dan Solusi Usaha Pembesaran Gurami
7. Analisa Usaha Pembesaran Gurami
Pembesaran bertujuan membesarkan benih ukuran bungkus rokok (10-12 cm) menjadi gurami ukuran konsumsi (1-2 ekor/kg).
Asumsi yang digunakan dalam usaha pembesaran sebagai berikut :
1. Modal milik sendiri
2. sebanyak 5 empang dengan luas @ 100m2
3. benih yang disebarkan sebanyak 4000 ekor
4. jumlah tenaga kerja 1 orang
5. Analisa usaha dihitung selama satu periode pembesaran ( 6 bulan)
6. perkiraan kematian dan kehilangan sebesar 15%
7. harga beli benih ukuran bungkus rokok Rp.3.500/ekor
8. harga jual ke pengepul Rp.19.000/kg
9. berat rata-rata tiap ekor saat dijual 0,7kg


BUDIDAYA IKAN GURAME
( Osphronemus gouramy )

1. SEJARAH SINGKAT
Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar,
bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/
keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae,
keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari
perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia,
Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat
dibanding ikan air tawar jenis lain.
Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan
kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris
menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai
mencapai berat 5 kg.
2. SENTRA PERIKANAN
Daerah di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan
Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.
3. JENIS
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)
Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa,
gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak
dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain,
porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap
sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu
10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan
paling banyak diunggulkan.
4. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat
menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%
untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian 50-400 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam
tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia
beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang
mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan
gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air
yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan
secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara
lain:
a. Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan
kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam
tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm
dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
b. Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan
kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi
(tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100
cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur
berupa injuk atau ranting-ranting.
c. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam
antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama
pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu,
pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
d. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan
membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam
pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah
penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
e. Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a. Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).
b. Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian
bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
c. Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air.
Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan
air.
d. Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi.
Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan
tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam
dibuat miring ke arah pintu keluar air.
e. Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu
masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f. Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang
disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu,
agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta
menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame
diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu
untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,
baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg),
cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan
gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan
panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk
mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur
yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara
terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan
penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),
sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
6.2. Pembibitan
1) Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
a. Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b. Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c. Ukuran kepala relatif kecil
d. Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
e. Gerakan normal dan lincah.
f. Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g. Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a. Betina
- Dahi meninjol.
- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2) Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam
kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan.
Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan
sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa
dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan
takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.
3) Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam
penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam
kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai
berikut:
a. Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan
dasar kolam.
b. Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk
kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.
c. Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng
d. Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500
gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air
hingga kedalaman 75 cm.
e. Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30
ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari
induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang
kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan
sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan
berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.
4) Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan
pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam
pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah,
pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan
pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30
ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan.
Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau
daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata.
Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas
diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100
ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.
6.3. Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun
monokultur.
a) Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau
lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame
yang cukup lambat.
b) Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus
berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm)
diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
2) Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada
umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan,
dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.
Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada
saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk
tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai
ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.
Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk
buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100
m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap
dasar dan sudut kolam.
3) Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun
di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan
alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun
pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun,
labu dan dadap.
Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi
dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk
gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali
setahun berturut-turut selama 5 tahun.
4) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan
pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih
disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.


7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang
disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit.
Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya
gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat
penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya
adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk
mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban
gerakannya.
Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri,
virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit
yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama
di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi
pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan
dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala
stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan
pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya,
dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak
penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60
menit dengan diawasi terus menerus.
d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari
kemudian.
2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan
2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan
tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu
disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit
mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi air
bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai
rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat
ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3) Setelah itu
segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya
dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan
3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
7.2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan
liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan
sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung
pemangsa.
8. PANEN
8.1. Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya
dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk
diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung
benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang
pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada
saat dipanen.
Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang
diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3
tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat
0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35
cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat
mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air
disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari
cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka.


8.2. Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok
dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya
gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam
pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan
benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu
diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.

9. PASCAPANEN
1) Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam
keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke
konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat
C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang
perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak
dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan
daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan
seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi
kotak maksimum 50 cm.
3) Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan
jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian
ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es
lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian
juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen
benih adalah sebagai berikut:
1) Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan
tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong
plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2) Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan
penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air
sumur yang telah diaerasi semalam.
3) Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan
aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m
atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat
menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5
cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran
benihnya.
4) Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak
memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap
keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar
5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu
lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media
pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer
Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang
diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam
kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan
kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan
ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga
(air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik
dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos
yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat
diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan
adalah sebagai berikut:
1) Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam
10 liter air bersih).
2) Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam
setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik
terjadi perlahan-lahan.
3) Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2
menit.
4) Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan
benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan
dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat
juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin
sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5) Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1.Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan di
daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) Biaya produksi
a. Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulan Rp. 480.000,-
b. Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,- Rp. 3.600.000,-
c. Pakan
- Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,- Rp. 420.000,-
- Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,- Rp. 75.000,-
d. Obat
- Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,- Rp 12.000,-
e. Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,- Rp. 40.000,-
f. Lain-lain (pemeliharaan) Rp. 460.700,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.089.700,-
2) Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,-
3) Keuntungan Rp. 4.510.300,-
4) Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio = 1,89
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi.
disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang.
Sudah menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi
syarat utama hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu
sulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai
menggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yang
murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit. Harga dari
ikan gurame di pasaran sangat bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut.
Ikan gurame dengan berat 1,5 kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000
tergantung keadaan pada saat itu.


Budidaya ikan gurame

Ikan gurame merupakan salah satu komoditas unggulan ikan air tawar yang mudah dibudidayakan serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, peluang mengusahakan gurame sebenarnya sangat terbuka sebab untuk membesarkan gurame kini dapat dilakukan dalam waktu singkat hanya 4 - 5 bulan hingga mencapai ukuran siap konsumsi. Perikanan budidaya khususnya ikan gurame selain berperan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, peningkatan pendapatan petani dan negara, juga penting dalam perluasan kesempatan kerja dan pertumbuhan agrobisnis.

Jenis ikan gurame
Jenis gurame yang telah lama dikenal hanya dua jenis, yaitu gurame soang dan gurame jepun, namun saat ini terdapat beberapa strain gurame baru, ada dugaan bahwa strain-strain baru tersebut merupakan keturuna atau perkawinan silang dari gurame soang dan gurame jepun yang mengalami penyesuaian pada masing-masing daerah
1. Gurame Porsalin
2. Gurame Blusafir
3. Gurame Paris
4. Gurame Soang
5. Gurame Jepang
6. Gurame Bastar


Pembenihan Gurame
A. Pemilihan induk
Salah satu keberhasilan pemijahan ikan gurame adalah tergantung dari cara memilih induk
yang akan dipijahkan, induk jantan dan betina yang dipijahkan harus baik dan unggul
sehingga akan dihasilkan benih yang unggul pula, adapun ciri-ciri induk yang berkualitas
kurang lebih adalah :
• Pilih induk yang pertumbuhan paling cepat dari satu peranakan
• Tidak cacat
• Gerakan ikan lincah
• Susunan sisik rapi, teratur, licin dan mengkilat serta tidak ada luka
• Umur produktif 4 - 10 tahun
• Berat > 20 Kg
B. Persiapan pemijahan
Persiapan pemijahan ikan gurame tersebut mencakup persiapan kolam pemijahan dan
persiapan sarang tempat telur ikan gurame, proses pemijahan ikan gurame membutuhkan
waktu relatif lama untuk mulai melakukan pemijahan, tidak seperti ikan mas atau lele yang
begitu dipertemukan langsung memijah, pemijahan sangat dipengaruhi tingkat kematangan
gonad induk dan rangsangan dari luar, proses pemijahan induk gurame biasanya akan
berlangsung setelah 15 - 30 hari induk dilepas ke kolam pemijahan.berikut ini persiapan
pemijahan ikan gurame :

1. Persiapan kolam pemijahan
• Kolam dikeringkan 3 - 7 hari
• Perbaikan pematang yaitu membersihkan kolam dari semua kotoran yang ada dan masuk kekolam serta memberihkan rumput liar disekitar pematang
• Setelah pengeringan kolam, kemudian dilakukan pengapuran
• Pengisian air kolam dengan air bersih dan jernih sedalam 80 cm
• setelah kolam disisi air selama 3 - 4 hari maka induk sudah bisa dimasukan kedalam kolam pemijahan
2. Mempersiapkan sarang
Agar proses pemijahan dapat berlangsung lebih cepat pembudidaya perlu menyediakan
tempat kerangka sarang dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bahan sarang
seperti ijuk atau serbuk kelapa, keberadaan bahan sarang tersebut juga akan
merangsang induk cepat untuk memijah


Gurami dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya. Untuk membesarkan benih ukuran 2-3 cm Sampai siap konsumsi (500 g) diperlukan waktu sekitar 1,5 tahun. Wajar bila banyak yang enggan mengusahakannya. Kini hal ltu bisa diatasi dengan menerapkan pola budidaya secara bertahap. Pemeliharaan di kolam intensif selama 12-14 bulan Osphronemus gouramy, itu mencapai bobot 500 g/ekor. Ini adalah beternak dengan cara segmentasi. Dengan segmentasi ini, “Beternak gurami lebih cepat, setiap tahap 3-4 bulan,“ ujar Azhari, petani di Dramaga, Bogor.
Pemilik 10 petak kolam ukuran 200 m2 itu menebar berbagai ukuran. “Kalau ada yang membutuhkan, tinggal dipanen. Tak perlu dibesarkan hingga ukuran konsumsi”. Untung yang diraih per segmen budidaya pun jelas. Misalnya, benih ukuran wadah korek (4-5 cm) dibeli seharga Rp 1.250/ekor. Jika ditebar 3.000 benih di kolam seluas 100 m2. (Maaf, ini adalah arsip lama, jadi untuk masalah harga bisa diabaikan – Om Kicau).
3 bulan berikutnya dipanen ukuran bungkus rokok (10 cm). Harganya bisa 2 kali lipat. Dengan kematian 10% petani bisa mengantongi Rp 3 juta belum termasuk biaya pakan dan tenaga kerja.
Pemeliharaan gurami di kolarn intensif per segmen menghemat waktu 2-4 bulan. Dengan cara itu “Perputaran modal juga cepat,” tegas Julius Tirta Sendjaya petani di Parung. Selain itu ukuran kolam budidaya tidak luas, 100-500 m2 tapi dalam jumnlah banyak. Selain kolam pendederan. ada yang untuk pembesaran. Kesehatan ikan dapat dikontrol sehingga kegagalan panen akibat penyakit dapat diminimkan.
TERGANTUNG MODAL
Petani bermodal minim bisa memulai usaha dan pembenihan. Modal besar, pembesaran. Semua segmen budidaya pun tidak masalah. Toh, jika tidak ada permintaan benih bisa dibesarkan lagi hingga siap konsumsi.
Pembenih hanya menghasilkan benih ukuran kuku (2-3 cm). Modal yang diperlukan sepasang induk dan wadah penetasan, seperti ember, bak fiber, atau akuarium. Perawatan larva sampai burayak di akuarium lebih mudah. Selain kesehatannya mudah di kontrol juga bisa diusahakan di lahan terbatas. Pembesaran pilihannya lebih banyak.
Pertama, membesarkan benih ukuran kuku hingga sebesar wadah korek (4-5cm).
Petani juga bisa memulai usaha dan benih ukuran wadah korek, lalu dibesarkan hingga seukuran bungkus rokok (9-10cm). Atau dimulai dan benih ukuran bungkus rokok sampai siap konsumsi.
Sebelum mulai usaha perlu mengetahui syarat-syarat gurami tumbuh dengan baik. Di antaranya pemilihan lokasi, konstruksi kolam, benih berkualitas, dan perawatan yang benar.
SYARAT LOKASI
Gurami termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ia bisa hidup di sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang tepat juga perlu diperhatikan. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl pertumbuhan ikan cukup baik. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhannya agak lambat.
Lokasi budidaya harus memiliki suhu dan kualitas air sesuai kemauan gurami. Ia tumbuh baik di daerah bersuhu 25- 28C. Meskipun demikian, ia sangat peka terhadap perubahan suhu. Lokasi yang memiliki perbedaan suhu siang dan malam tinggi kurang baik untuk gurami. Apalagi daerah yang suhunya seringkali berubah-ubah bisa menyebabkan ikan stres.
Kepekaan gurami terhadap suhu dapat diatasi dengan merekayasa lingkungan hidupnya. Penyebab naiknya suhu adalah panas matahari.
Ketika cuaca panas tinggi air yang umum digunakan 70 80 cm, ditingkatkan l0-20 cm. Saat penghujan tiba biasanya suhu dingin dan diatasi dengan menurunkan tinggi air.
Kualitas air di lokasi mendukung pertumbuhan ikan. Ia harus mengandung cukup mineral dan zat-zat hara yang dibutuhkan.
Ketersediaan pakan alami yang cukup bisa meningkatkan kelulusan hidup benih pada tahap awal budidaya.
Kadar oksigen tidak berpengaruhi terhadap kehidupan gurami. Ia memiliki labirin yang berfungsi untuk mengambil udara. Angka pH air ideal 6,5- 7, kesadahan 7HD. Air dan sungai atau irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar limbah pestisida atau sisa-sisa pembuangan rumah tangga.
Gurami menyukai air yang bersih. Air kerub dikhawatirkan mengandung kotoran. Jika kotoran itu bercampur sisa-sisa pakan akan terjadi pembusukan. Hal itu memicu timbulnya bakteri, parasit, dan cacing.
Pakan gurami harus tersedia secara kontinyu di lokasi. Pelet bisa didatangkan dan daerah lain. Namun, daun sente (Alocasia macrorrhiza), kegemaran gurami terkadang langka. Karena kebutuhan daun-daunan itu cukup besar sebaiknya petani menanamnya di sepanjang pematang kolam.
PERSIAPAN KOLAM
Persiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada 2 cara yang bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan tanah seusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat kuat dan kokoh. Bentuk kolam umumnya sama dengan ikan lain. Ukurannva tergantung kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang agar tak mudah bocor atau terkikis. Kemiringannya 60 derajat dan dasar kolam.
Pematang antar kolam dibuat kuat dan lebar untuk mengantisipasi longsor. Tinggi pematang kurang lebih 125 cm diukur dari dasar kolam. Permukaan dasar kolam dibuat agak miring. Tujuannya untuk memudah pembuangan air dan panen. Saluran pemasukan dan pengeluaran air pada setiap kolam dibuat terpisah. Tujuannya untuk menghindari penularan penyakit ke kolam lain.
Kedua saluran diletakkan di kedua dinding secara diagonal atau menyilang. Pralon pvc atau bambu umum digunakan. Jumlahnya tergantung luas kolam, ukuran 100 m2 cukup 2 saluran air. Lubang air ditutup kasa agar kotoran tidak ikut masuk ke kolam.
Kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak untuk gurami. Karena itu keasamannya harus dipertahankan. Caranya dengan menaburkan kapur sebanyak 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam dapur.
Penanganan kolam yang sudah produksi lain lagi. Sebelum digunakan air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur hingga kering. Tujuannya untuk mematikan bakteri, jamur, dan cacing. Kotoran atau sisa-sisa pakan yang menumpuk dibuang.
Setelah kering, tanah dicangkul sedalam 10-20 cm lalu dibalik dan ratakan. Lapisan atas dianggap sudah tidak kaya hara sehingga perlu diganti yang bawah. Jemur di terik matahari sampai kering. Untuk menjaga keasaman tanah taburkan kapur 100 g/m2 dan 200g/m2 garam dapur.
PENGISIAN AIR
Kolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap. Setelah mencapai tinggi 20 cm saluran air ditutup. Taburkan pupuk kandang, seperti kotoran ayam (postal) sebanyak 500 g/m2. Tujuannya untuk menumbuhkan plankton. Air dibiarkan menggenang selama beberapa hari agar terjadi proses dekomposisi atau penguraian.
Yang perlu diperhatikan kehadiran anak katak/percil, burayak mujair, atau lele yang seringkali ikut terbawa air. Untuk mengatasinya taburkan saponin sebanyak 5-10 kg. Alternatif lain dengan pemberian daun lampesan (Hyptis suaveolens) secukupnya.
Saponin bisa mematikan hewan-hewan berdarah merah sedang lampesan hanya memabukan.
Pesaing atau predator yang sudah mati itu dibuang agar tidak busuk.
Beberapa hari kemudian air berubah menjadi hijau tanda bibit plankton sudah ada. Masukkan air secara bertahap hingga mencapai tinggi 60- 80 cm. Pupuk buatan, seperti SP-36 sebanyak 20 g/m2 dapat diberikan untuk mempercepat pertumbuhan pakan alami. Diamkan selama 5-7 hari sampai wama air berubah menjadi hijau segar. Saat itu benih sudah siap ditebar.
TABUR BENIH
Pilih benih sehat untuk ditebar. Ciri benih yang baik, gerakan renangnya lincah, sisik mengkilap, bebas penyakit, dan ukuran seragam. Benih kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan pakan dan ruang gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh lebih cepat, sementara yang kecil tetap kuntet.
Ada beberapa jenis gurami yang sudah dikembangkan, seperti paris, safir, merah, jepang, dan soang. Setiap jenis memiliki kelebihan masing-masing. Yang perlu diperhatikan asal benih.
Usahakan jaraknya tidak jauh dengan lokasi supaya tidak “mabuk” selama pengangkutan. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat itu cuaca redup sehingga penyesuaian berlangsung lebih cepat dan menghindari benih stres. Secara perlahan-lahan kantung benih dimasukkan ke air. Biarkan beberapa saat agar suhu di kantung sama dengan air kolam.
Buka kantung lalu tuang ke air. Biarkan benih berenang sendiri.
PERAWATAN BERTAHAP
Gurami yang dipelihara dari benih ukuran 2 cm sampai siap konsumsi memerlukan waktu lama.
Dengan segmentasi budidaya relatif lebih cepat. Tahapan itu dimulai dan pembenihan, pendederan hingga pembesaran. Setiap segmen dilakukan di kolam terpisah dan penanganan berbeda.
Pembenihan
Pembenih hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm. Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan. sarang telur, dan akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan.
Induk siap kawin dimasukkan ke kolam. Sarang dan ijuk untuk melekatkan telur diletakkan di pinggir. Keesokan han dicek, jika sudah berisi telur, angkat lalu dimasukkan ke akuarium. Sehari kemudian telur sudah menetas.
Larva belum diberi pakan, toh, persediaan pakan di kantung telur (yolk sack) cukup selama 2 hari. Setelab cadangan makanannya mulai menipis, kutu air atau artemia diberikan. Usahakan pemberian tidak terlambat. Larva yang terlanjur kelaparan kondisinya Iemah. Dua hari berikutnya barulah diberi cacing rambut. Biasanya pertumbuhan ikan cepat setelah makan cacing rambut. Dalam waktu 30 hari sejak tetas benih sudah sebesar biji oyong (1 cm). Dengan cara ini kelulusan hidupnya mencapai 95%.
Jika menginginkan benih agak besar, perawatan di akuarium dilanjutkan kembali. Populasi dijarangkan dengan cara memindahkan sebagian benih ke tempat lain. Pakan utama tetap cacing rambut. Sistem pemeliharaan dengan air mengalir.
Setelah 1 bulan diperoleh benih ukuran kuku (1-3 cm). Benih ini bisa dipanen dan siap ditebar ke kolam.

C. Penetasan telur
Proses penetasan telur dilakukan untuk mendapatkan larva ikan, proses penetasan telur
dilakukan dalam wadah khusus seperti aquarium, bak ember dan paso yang ditempatkan
diruang tertutup dan terlindung, istilah ruang tertutup adalah ruangan yang terlindung dari
pengaruh cuaca, curah hujan, angin, perubahan suhu, dan hama predator. Persyaratan
penetasan telur dan pemeliharaan larva yaitu air harus bersih dan jernih serta suhu udara
dan suhu air harus stabil tidak berfluktuasi. Telur yang menetas dipelihara sehingga
menjadi larva ukuran gabah atau biji oyong, dengan lama pemeliharaan kurang lebih 30-40
hari.Penetasan telur dan pemeliharaan larva merupakan priode masa kritis sehingga
penanganannya harus dilakukan secara hati-hati, penetasan telur dan pemeliharaan larva
gurame secara terkontrol mutlak dilakukan karena angka kematian larva yang baru

menetas sampai dengan ukuran gabah atau biji oyong sangat tinggi.

D. Pemeliharaan larva gurame
Pemeliharaan larva dilakukan dari telur menetas yaitu umur 9 - 12 hari hingga menjadi larva
ukuran gabah atau biji oyong dengan berat 0.5 gram/ekor, pemeliharaan larva mulai
dilakukan ketika cadangan makanan atau kuning telur (yolk) yang ada diperut larva mulai
habis yaitu umur 9 - 12 hari dari telur menetas, pakan larva yang diberikan pasca cadanan
makanan mulai habis yaitu kutu air, dan cacing sutra, waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai benih ukuran gabah atau biji oyong yaitu 30 - 40 hari. Pemeliharaan larva
merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan dari sutau pembenihan ikan
gurame. Stadia larva merupakan masa yang paling kritis dalam siklus hidup ikan, malahan
lebih susah dari fase penetasan telur itu sendiri. Tingkat kematian pada larva sangat tinggi,
penetasan telur dan pemeliharaan larva gurame secara terkontrol mutlak dilakukan karena
angka kematian larva yang baru menetas sampai dengan ukuran gabah atau biji oyong
sangat tinggi, oleh karena itu, pemeliharaan larva harus dilakukan didalam ruangan tertutup
dan terlindung dari pengaruh cuaca, curah hujan, angin, perubahan suhu dan hama predator.

E. Pendederan gurame
Pendederan adalah suatu kegiatan pemeliharaan benih gurame setelah priode larva
sampai dihasilkan ukuran benih tertentu yang siap didederkan kembali atau siap ditebarkan
dikolam pembesaran, pendederan juga merupakan tahapan yang tepat untuk menyeleksi
benih-benih unggul, pembenihan ikan gurame dapat dilakukan secara berulang kali, jadi
pendederan bernih gurame bisa dijadikan kegiatan yang dilakukan sebagai suatu bisnis
tersendiri. Pendederan gurame dilakukan dari benih sebesar gabah atau biji oyong namun
ada juga pendederan yang dimulai dari ukuran yang lebih besar yaitu ukuran kuku. Berikut
ini ukuran yang dihasilkan dari setiap tahapan pendederan benih gurame yaitu : 1 - 2 cm
(gabah/oyong), ukuran 2 - 4 cm (kuku), ukuran 4 - 6 cm (silet), ukuran 6 - 8 cm (wadah
korek), sampai benih ukuran bungkus rokok 8 - 11 cm yang selanjutnya dilakukan pada
tahap pembesaran. Kegiatan pendederan gurame hampir sama dengan kegiatan
pembesaran gurame. kegiatan pendederan ikan gurame tersebut meliputi persiapan
wadah/kolam, penebaran benih, pemberian pakan, pengolahan air, pengendalian hama
dan penyakit dan pemanenan.
Pendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2 memerlukan benih sekitar 4.000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan debit air 10 liter/menit.
Seminggu atau 10 hari setelah tebar benih belum diberi pakan buatan. Di samping ukuran mulut belum mampu menelan pelet, pakan alami yang tersedia di kolam sudah cukup. Pada hari ke-11 pelet baru boleh diberikan. Pelet yang diberikan mengandung 50% protein. Kebutuhan pakan per hari dihitung menurut bobot ikan, biasanya dipatok 1 %. Jumlah pakan yang diberikan kecil, tapi frekuensinya diperbanyak. Yang umum 2-3 kali, ditingkatkan menjadi 6 kali.
Perawatan sehari-hari selain memberi pakan, ikan selalu dikontrol kesehatannya. Benih sebesar ini masih rentan serangan penyakit. Kualitas air yang masuk ke kolam selalu dicek. Bila lingkungan kolam terlihat ada tanda-tanda berubah segera diberi tindakan pencegahan.
Ketika cuaca panas misalnya, suhu air akan meningkat. Sebelum ikan stres sebaiknya volume air ditingkatkan. Sebaliknya, ketika suhu dingin di musim hujan tinggi air dikurangi. Selain itu, pH air tak luput dan perhatian. Saat penghujan biasanya pH air turun. Kondisi seperti itu bisa mengundang kehadiran penyakit. Untuk menstabilkannya taburkan garam secukupnya.
Sampling berat ikan setiap bulan merupakan kegiatan rutin. Dengan cara itu bisa diketahui pertumbuhan ikan. Keseragaman ukuran sangat penting untuk menentukan jumlah pakan yang diberikan. Karena itu perlu dilakukan sortir, ukuran yang tidak standar dipindah ke kolam lain.
Pemeliharaan selama 45-60 hari menghasilkan benih sebesar dim/silet atau 4-5cm.
Benih bisa dipanen dan siap dijual. Bila tidak ada permintaan benih, proses budidaya dilanjutkan lagi. Namun, kepadatan ikan dikurangi menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan selama 60 hari diperoleh benih ukuran wadah korek atau 7-8 cm.


PENDEDERAN IKAN GURAME DI KOLAM PLASTIK

Ikan gurame termasuk ikan labirin, yakni dapat hidup dalam air yang kekurangan oksigen, karena ikan gurame dapat menghisap oksigen dari udara babas. Dengan kondisi tersebut, petani dapat melakukan usaha pembenihan pendederan ikan gurame, meskipun tidak mempunyai air yang mengalir.

Ikan gurame termasuk ikan yang tidak banyak gerak, sehingga dengan area yang relatif sempitpun dapat ditanami ikan dalam jumlah banyak. Hal ini dapat menghemat lahan dan memberikan peluang kepada petani yang mempunyai lahan sempit untuk mempunyai kolam pendederan gurame sebagai sumber pendapatan keluarga. Selain itu, ikan gurame bernilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan jenis ikan lainnya benih maupun konsumsi.



Kolam plastic



Tasikmalaya memang sudah sejak lama dikenal sebagai sentra budidaya perikanan air tawar termasuk ikan gurami baik di tingkat provinsi maupun nasional, juga sampai ke luar negeri. Dan banyak petani ikan asal luar negeri yang berguru perikanan air tawar ke Tasikmalaya. Meskipun demikian, tidak semua wilayah di Kab. Tasikmalaya dapat melakukan kegiatan budidaya ikan air tawar, karena ketersediaan air yang kurang.

Karena ketersediaan air yang minim, maka pendederan ikan gurame pada kolam plastik menjadi salah satu jawaban yang tepat bagi sub sektor perikanan. Dengan kolam plastik, lahan sempit
dan air yang kurang, bukan suatu masalah lagi. Karena kolam plastik ini " adalah usaha budidaya yang hemat lahan dan air, serta untungnya besar Dalam budidaya ikan, orang lebih mengenal tambak, karamba, jaring apung, kolam air tenang dan kolam air deras. Selain itu, adalagi kolam batu dan kolam plastik.

Kolam batu ada di daerah Kec. Cikatomas Kab. Tasikmalaya, yaitu kolam yang dibuat pada lahan cadas. Kolam batu dianalogkan dengan sawah, yakni kolam tadah hujan, karena mengandalkan air hujan sebagai sumber airnya. Kolam batu tersebut berfungsi sebagai bak penampungan air untuk sumber air di musim kemarau dan sebagai kolam tetenong.

Kolam plastik sebenarnya bukan istilah baru dan sudah digunakan meski terbatas di lingkungan lembaga. perikanan. Namun di Kab. Tasikmalaya, kolam plastik tersebut berkembang pesat baru-baru ini di Kec. Cineam dan Kec. Manonjaya.

Sampai saat ini, sudah lebih dari 600 buah kolam plastik yang dibangun petani ikan di dua wilayah kecamatan tersebut. Kolam plastik bukanlah kolam khusus yang terbuat dari plastik tetapi tetap terbuat dari tanah. Namun, karena tanah di daerah tersebut adalah tanah yang porus/sarang (tidak dapat menahan air) dan airnya bukanlah air yang mengalir, maka air di kolam tersebut tidak cepat habis, dasar kolam dan pinggir kolam dilapisi plastik.

Luas kolam plastik kecil, rata-rata 14 meter persegi dengan kedalaman air antara 10-60 cm. Kecuali untuk kolam pendederan I dan pendederan II, luasnya cukup 2 meter persegi dengan kedalaman air 10 cm. Begitu pula untuk ukuran kaset, luasnya bisa 2-3 kali luas dibandingkan dengan kolam untuk ukuran benih yang lebih kecil dari ukuran kaset dan kedalamannya bisa sampai I meter. Ukuran panjang atau lebar kolam disesuaikan dengan keadaan lahan.




ANALISIS HASIL PENDEDERAN

Untuk ukuran hasil pendederan pada ikan gurame terbagi kedalam beberapa jenis ukuran diantaranya :

a.Ukuran 2-3 cm umur 40 sd 50 hari dari telur dengan harga jual Rp 300-Rp 400/ ekor
b.Ukuran 4-5 cm umur 50 sd 60 hari dari ukuran 2-3 cm dengan harga jual Rp 800-Rp1000/ ekor
c.Ukuran 6-7 cm Umur 50 sd 60 hari dari ukuran 4-5 cm dengan harga jual Rp 1700–Rp 2000/ekor.
d.Ukuran 7-9 cm Umur 50 sd 60 hari dari ukuran 6-7 cm dengan harga jual Rp 2500-Rp3000/ekor

Untuk fase produksi tersebut diatas sebenarnya tidak ada ketentuan khusus dalam masa pemanenan, dalam arti pada saat konsumen membutuhkan ukuran sesuai dengan keinginan walaupun belum berusia diatas 50 hari masa pemeliharaan pembudidaya bisa menjualnya.


F. Pembersan gurame
Pembesaran gurame adalah suatu kegiatan budidaya yang meliputi kegiatan pra produksi,
proses produksi dan pemanenan yang bertujuan untuk menghasilkan ikan gurame ukuran
konsumsi atau ukuran yang dikehendaki sesuai permintaan pasar, kegiatan pembesaran
merupakan kelanjutan dari pendederan, gurame ukuran konsumsi layak dipanen jika telah
mencapai ukuran 500 - 800 gram/ekor, namun ada juga konsumen yang menghendaki
gurame berukuran diatas 1 kg/ekor, khususnya untuk keperluan pesta atau hajatan.
Pembesaran gurame secara intensif disarankan dilakukan secara monokultur yaitu dalam
satu kolam hanya dipelihara ikan gurame saja. Hal ini dikarenakan gurame sangat lambat
ketika menyantap makanan, jika gurame dilakukan secara polikultur dimana dalam satu
kolam dipelihara dua atau lebih ikan dikhawatirkan pakan yang seharunya dimakan gurame
terlebih dahulu dimakan ikan pesaing sehingga pertumbuhan gurame tidak optimal. Benih
gurame yang diigunakann untuk kegiatan pembesaran yaitu minimal berukuran 100 g/ekor,
umumnya benih yang digunakan untuk kegiatan pembesaran berukuran 200 - 250 g/ekor,
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran konsumsi minimal 500 g/ekor yaitu 4 - 5
bulan. Adapun kegiatan dalam proses produksi pembesaran ikan gurame umumnya
meliputi
1. Persiapan kolam atau wadah
2. Penebaran benih
3. Pemberian pakan
4. Pengolahan air
5. Pengendalian hama dan penyakit
6. pemanenan

Tahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm. Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan benih sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm dengan debit air yang masuk ke kolam 15 20 liter/menit.
Pakan buatan per hari diberikan 1% dan bobot ikan. Frekuensi pemberian 2-3 kali, pukul 07.00, 11.00, dan 13.00. Pelet yang digunakan harus mengandung 25% protein. Pakan tambahan berupa daun sente. Kebutuhan-nya per hari 10% dari bobot ikan diberikan sekali pada sore hari, pukul 17.00.
Perawatan sehari-hari di tahap ini hampir sama dengan tahap pendederan. Benih masih relatif rentan serangan penyakit dan mudah stres bila ada gangguan atau perubahan lingkungan secara mendadak.
Untuk menghasilkan benih sebesar bungkus rokok atau 10-12 ekor per kilo dibutuhkan waktu 75 -100 hari. Benih sebesar itu sudah bisa dipanen dan dijual. Atau dipindah ke kolam lain untuk dibesarkan hingga ukuran konsumsi.
Kolam pembesaran berukuran lebih besar. Ukuran kolam 500 m2 tidak masalah. Yang penting kepadatan ikan dikurangi 10 ekor/m2. Tinggi air dinaikkan menjadi 80 cm, debit air 20 liter/menit. Pakan buatan diberikan 2 kali sehari., pukul 08.00 dan 13.00. Pelet harus mengandung 20%protein. Pakan tambahan daun sente cukup 10% dari bobot ikan diberikan pada sore hari, pukul 16.00.
Benih sebesar itu sudah agak tahan serangan penyakit. Namun, perlu diwaspadai kondisi lingkungan kolam. Perawatan dan pengontrolan setiap hari dianggap perlu. Pemberian garam secukupnya rutin setiap bulan untuk mencegah munculnya penyakit.
Pembesaran ini memerlukan waktu 90-100 hari untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi, 500 g/ekor.
Ikan sebesar itu bisa dipanen dan siap dijual ke pasar atau restoran. Bila belum ada order, ikan tetap dipelihara di kolam. Namun, pemberian pakan tidak terlalu intensif. Pelet bisa diberikan sekali pada pagi hari, sore daun sente. Ini dilakukan agar pengeluaran tidak mcmbengkak.

ANALISIS PEMBESARAN GURAME
Tebar benih gurame masa pembesaran biasanya berukuran antara ukuran 2ons sd 3ons dimana jangka waktunya antara 3 sd 4 bulan masa panen. Ukuran masa panen pembesaran dalam jang ka waktu tersebut biasanya berukuran kisaran 5 ons sd 1 Kg.

Melihat hal tersebut diatas maka ada baiknya kita membagi kedalam 3 Kelompok budidaya diantaranya kelompok pembenihan, pendederan dan pembesaran. Dengan pembagian kelompok tersebut maka budidaya gurame tidak akan dirasa lama.

Jika kita lihat, memang gurame adalah jenis ikan yang masa pertumbuhannya relatif lamban dibanding jenis ikan lain seperti mas, nila dll, akan tetapi bila kita amati perbedaan masa pertumbuhan itu tidaklah mencolok, kalau kita ambil contoh budidaya ikan nila dari ukuran 2-3 cm sampai mencapai rata-rata 7ons sebenarnya kalau dihitung waktu pasti tidak cukup 6-7 bulan, yang membedakan lamanya waktu pemanenan tersebut yang paling menonjol adalah ukuran masa konsumsinya, dalam arti ikan nila bisa di konsumsi dengan besaran ukuran 2-5 ons sedangkan untuk gurame dikonsumsi dengan besaran ukuran minimal 5 ons sd 1kg.
G. Pakan
Pakan adalah sumber energi bagi mahluk hidup, pakan dibutuhkan untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan ikan gurame, pakan gurame terdiri dari pakan alamai
(hijauan) tumbuhan dan pakan buatan (pelet), pakan tersebut dibutuhkan untuk menunjang
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan gurame, jika pakan diberikan sesuai dengan
kebiasaan makan gurame makan gurame dan mengandung gizi tinggi maka pertumbuhan
gurame dapat terpacu lebih cepat. Pakan alami sangat bagus diberikan pada ikan yang
masih dalam stadia larva atau benih, contoh pakan alami untuk larva atau benih gurame
tersebut adalah kutu air, cacing sutra dan arthemia sp, sedangkan pakan tumbuhan adalah
pakan yang diberikan dalam bentuk apa adanya kepada ikan seperti daun-daunan.


H. Pengendalian hama dan penyakit
Ikan yang dipelihara tidak akan lepas dari gangguan atau serangan hama dan penyakit,
serangan hama dan penyakit ikan bisa datang dan menyerang ikan secara tiba-tiba tanpa
diketahui sebelumnya, hama dan penyakit tersebut dapat mengancam kelangsungan hidup
gurame dari stadia telur, larva, benih sampaj gurame dewasa. Seranan hama dan penyakit
ini dapat menyebabkan produksi ikan menurun dan dapat menimbulkan kematian secara
masal sehingga gagal panen, oleh karena itu penanganan hama dan penyakit pada
gurame merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian. Pengendalian hama dan
penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pencegahan dan pengobatan. Pencegahan
adalah upanya untuk menjaga agar tidak terjadi serangan sedangkan pengobatan
merupakan upanya untuk mengobati ikan-ikan yang terserang hama dan penyakit agar
sehat kembali.

PENYAKIT GURAMI
Penyakit merupakan masalah utama budidaya gurami. Kehadirannya perlu diwaspadai, sebab serangannya bisa menyebabkan kematian sehingga gagal panen. Penyebab yang kerap dijumpai seperti bakteri, jamur, parasit, dan cacing.
Mereka muncul akibat lingkungan kolam yang kotor. Karena itu periu dicermati kepadatan tebar kualitas air dan pakan berlebihan. Berikut beberapa penyakit yang kerap ditemui di kolam.
Kutu ikan
Penyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya buruk.
Cara pengendalian dengan mengeringkan kolam seusai panen sehingga telur-telurnya mati. Ikan yang sudah terserang diobati. Caranya dengan menaburkan garam sebanyak 10-15 kg/m3 ke kolam.
Usahakan saat pengobatan saluran masuk ditutup, air diturunkan 10-20 cm. Sehari kemudian air bisa ditambahkan. Atau ikan sakit direndam air yang sudah dibubuhi garam sebanyak 10-15 gr/l selama 15 menit.
Cacing ikan
Penyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu.
Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di permukaan air, dan terkadang berbaring dengan insang terbuka. Dactylogyrus lebih menyukai insang Gyrodactylus menyerang bagian badan dan sirip.
Cara penanggulangannya dengan mengganti air dalam jumlah besar. Taburkan garam dapur 40 g/m3 ke kolam, lalu tutup saluran air selama 24 jam. Ikan sakit direndam kelarutan garam dapur sebanyak 40 mg/l air.
Mata BELO
Gejala penyakit ini ditandai mata membengkak dan menonjol keluar dan kelopaknya. Ikan yang terserang akan buta. Lama-kelamaan kondisi tubuh lemah dan akhirnya mati. Penyebab penyakit ini diduga karena virus/cacing. Serangan awal ditandai kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang, dan sering muncul ke permukaan. Saat itu bisa dilakukan pengobatan dengan cara menaburkan garam 1 kg/m3. Saluran air dihentikan selama 24 jam. Keesokan harinya baru diganti total.
Cara lain dengan memberikan antibiotik yang dicampur dengan pakan. Selama pengobatan air bisa diganti total. Biasanya pengobatan itu hanya menyelamatkan ikan yang masih sehat. Ikan yang sudah mati diambil lalu dibakar.
Jamur
Gejala awal serangan ditandai benang-benang halus mirip kapas menempel pada tubuh yang terluka.
Penyebabnya jamur Saprolegnia dan Achyla. Dalam waktu relatif cepat jamur ini menyebar keseluruh ikan di kolam. Jamur ini tidak menimbulkan kematian, tapi kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang. dan akhirnya kurus. Lemahnya daya tahan tubuh membuka peluang kehadiran penyakit lain.
Cara penanggulannya dengan memberi garam sebanyak 400 mg/m3. Pada saat pengobatan saluran air dihentikan. Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan dan dilanjutkan setiap bulan. Ikan yang sakit direndam dalam larutan garam 20 mg/l air atau malachyte oxalate 1 mg/l atau dosis 0.1 – 0,5 mg/l selama 12-24 jam. Alternatif lain dengan merendam ikan ke larutan formalin 200 ppm selama 2jam.
Bakteri
Penyebabnya Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini sering dijumpai pada kolam yang tercemar bahan organik. Keduanya seringkali ditemui di musim kemarau atau menjelang penghujan. Air kolam kurang baik atau perbedaan suhu siang dan malam hari juga berperan munculnya penyakit ini.
Gejala klinis dicirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar, lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul borok. Dalam waktu singkat kondisi ikan lemah. sering muncul ke permukaan, lalu mati. Serangan penyakit ini perlu diwaspadai sebab tak jarang berakibat kematian massal.
Cara penanggulangannya dengan merendam ikan sakit ke larutan oxytetracycline 2 5 mg/l air selama 24 jam. Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan. Ikan yang terinfeksi bisa direndam larutan malachite green oxalat 0,5 mg/l selama 1 jam. Satu bulan kemudian ikan diberi pakan yang mengandung oxytetracycline 60 mg/kg pakan selama 7 hari berturut-turut.
Bercak putih
Parasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat. ikan sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah kekurangan oksigen. Ikan yang terserang direndam dengan larutan formalin 25 mg/l ditambah malachite green oxalat 0,2 mg/l selama 24 jam.


Pencegahan hama dan penyakit ikan merupakan cara yang efektif dibandingkan dengan
pengobatan karena biaya lebih murah dan tidak ada efek sampingan terhadap ikan dan
orang yang mengkonsumsi ikan. Penyakit yang menyerang ikan merupakan suatu proses
hubungan antara tiga faktor yaitu lingkungan, ikan dan jasad penyakit. Ikan yang terserang
jasad penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan dan
organisme penyebab penyakit, misalnya lingkungan yang tidak sesuai adalah perubahan
suhu yang mendadak yang dapat menyebabkan ikan stres sehingga ikan menjadi lemah
dan mudah terserang penyakit. selain faktor tersebut hama dan penyakit umumnya
menyerang setelah ikan mengalami gangguan fisik, kurang gizi akibat mutu pakan yang
jelek, menurunnya kualitas air kolam, sanitasi lingkungan yang buruk serta pengetahuan dan
kemampuan petani ikan yang masih terbatas soal hama dan penyakit ikan.



I. Pemanenan
Panen merupakan tahap terakhir dari kegiatan produksi dalam budidaya ikan, panen
dilakukan setelah gurame mencapai umur atau ukuran tertentu sesuai dengan yang telah
direncanakan atau kehendaki pasar, keberhasilan usaha budidaya gurame dapat diketahui
dari hasil panen yang diperoleh. parameternya adalah jumlah, ukuran atau bobot, dan
kualitas ikan yang dihasilkan, ada tiga produksi hasil panen gurame yang diperoleh, yakni telur dari hasil pembenihan, benih dari hasil pendederan dan gurame konsumsi dari hasil pembesaran.
Analisa Usaha

Khusus di kalangan petani ikan di Kab. Tasikmalaya dikenal sebagai istilah untuk ukuran benih ikan, mulai dari lepas baskom (lempung), biji ketimun, biji labu, kuku, paneker, silet, kotak, korek, garfit sampai kaset. Benih ikan mulai dari lempung sampai sebesar kaset membutuhkan waktu sekitar 8 bulan atau 8 periode pendederan. Sedangkan pendederan untuk masing-masing periode pendederan berkisar antara 17-30 hari.

Pendederan I menghasilkan benih ukuran biji mentimun lama pendederan 17-20 hari, pendederan 11 (biji Iabu) selama 17-20 hari, pendederan III (ukuran kuku) selama 30 hari, pendederan I (paneker) selama 30 hari, pendederan A (silet) 30 hari, pendederan (korek) 30 hari, pendederan VII (korek) 30 hari dan pendederan VIII (kaset) selama 30-45 hari. Namun dari berbagai periode pendederan, yang dinilai paling menguntungkan adalah pendederan I dan 11.

Analisa usaha budidaya pendederan I lepas baskom (1 -3 cm) pads kolam 2 meter persegi yakni, pembuatan kolam bayar upah I orang pekerja untuk I hari Rp. 20.000, beli plastik 2 meter @ Rp. 7.000 (Rp. 14.000) dan spin Rp. 7.000. jumlahnya Rp. 41.000. Bali benih 4.000 ekor kali Rp. 5 yakni Rp. 20.000 dan biaya lain-lain Rp. 50.000. Sehingga totalnya Rp. 131.500. Kemudian hasil produksi sebesar biji mentimun jumlah ikannya 3.000 ekor x Rp. 125/ekor menjadi Rp.375.000–Rp.131.000 = Rp.243.500 (keuntungannya).


Dari : Berbagai sumber

Tidak ada komentar: